Berbagi tak pernah rugi

Selamat datang di blog saya yang sederhana ini, di blog ini saya tuangkan apa2 yang menjadi kebiasaan saya, pengalaman saya, hobi saya dll yang mungkin sepele tetapi mungkin bisa membawa manfaat bagi anda yang membacanya. Saya berharap blog ini bisa mencerminkan prinsip saya yaitu "Berbagi Tak pernah Rugi" . Dan bagi pembaca yang punya uneg - uneg atau kritik silahkan beri komentar, selain sebagai masukan juga bisa sebagai koreksi diri bagi saya. Atau bagi yang mau mengcopy artikel saya silahkan saja tapi jangan lupa lampirkan sumbernya ya..
Sehubungan banyaknya pertanyaan via SMS yang masuk dan cukup menyedot pulsa, mohon kalau ada pertanyaan bisa menelpon ke 082254621401 atau via komentar. Untuk selanjutnya terpaksa saya tidak melayani SMS



Sabtu, 04 Agustus 2012

Berkebun sayuran dipekarangan (4) : Selada

Selada (Lactuca sativa) adalah tumbuhan sayur yang biasa ditanam di daerah beriklim sedang maupun daerah tropika. Kegunaan utama adalah sebagai salad. Demikian kira kira uraian singkat dari Wikipedia tentang selada.
Tapi yang jelas sayuran ini adalah sayuran favorit saya ketika makan ikan bakar sebagai lalapan mentah. Selain renyah digigit, sayuran ini juga terasa segar. Saya menanam sayuran ini untuk memenuhi kebutuhan saya sendiri dalam hal lalapan. Selain sebagai lalapan, sayuran ini penampilannya juga bagus untuk dijadikan tanaman hias. Jadi dengan menanam selada selain dapat bahan lalapan juga bisa menghijaukan dan memperindah pekarangan.
 
Adapun cara penanaman maupun tahapan tahapannya sama persis seperti sawi karena sayuran ini hampir sama dengan sawi.

Sawi dan selada 5 hari setelah tanam

Selada 5 hari setelah tanam

Sawi & selada 12 hari setelah tanam

Selada 12 hari setelah tanam

Selada siap panen

Penampakan dari dekat


37 komentar:

  1. Pokoke kulo di ajari nggih Pak De...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beres Ndra..sing penting moro neng ngomah wae..

      Hapus
  2. waaaahhh alternatif berkebun yang kreatif dan efisien ya pak. Trims krn sudah berbagi ilmu

    BalasHapus
  3. Terimakasih juga, sudah mampir ke blog sederhana ini...semoga bisa dipraktekkan ..

    BalasHapus
  4. Terima kasih atas informasinya.
    Sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  5. Mas teguh, kalau lihat hasil Seladanya muantep gini ya. saya beberapa kali mencoba, kok daunnya menjulur panjang. Penempatan verticulturnya dimana ya. Halaman belakang rumah saya hanya terkena sinar matahari pagi sampai jam 11. Setelah itu matahari terhalang bangunan rumah. Apa karena itu ya. Kalau Sawi lumayan perkembangannya, walaupun tetap kecil2. Piye iki. Wisnu, Tabalong

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pot paralon saya taruh di halaman depan rumah dan kena sinar matahari dari pagi sampai sekitar jam 2. Sebetulnya sinar matahari sampai tengah hari juga sudah cukup lho. Sampeyan pakai media tanamnya apa ya?

      Hapus
    2. media tanamnya tanah humus, pasir (pengganti sekam)gitu aja sih. sekarang saya coba tanam lagi. media pakai tanah landclearing (orang tambang mas, sayang lihat tanah humus). Ada input tambahan mas (wisnu Tabalong)

      Hapus
    3. Maaf lambat balasnya mas (istri opname), Kalau tidak pakai sekam biasanya tanahnya memadat. Nah kalau campurannya pasir, biasanya tanahnya melorot dan memadat. Tapi kalau udah terlanjur ya diusahakan saja tanahnya jangan sampai kering (jaga kelembabannya).

      Hapus
    4. pak teguh, sy mengalami masalah yg serupa ini. sy pake media tanam "instan" yg sy beli di tukang tanaman, katanya sih isinya arang sekam, tanah lembang sama pupuk kandang. ini udah umur sebulan lebih daunnya kurus2 memanjang gitu pak. hal yg sama juga terjadi pd taneman pakcoy sy pak..pencahayaan sama ky pak wisnu diatas..apa yg salah yah pak??

      Hapus
    5. Kalau daun kurus2 memanjang biasanya faktor hara, kurang cahaya atau memang jenis seladanya mas. Untuk media paling pas ya kalau kita sendiri yg meramu. Di daerah saya ada juga dijual metan model siap pakai, tapi hasilnya rata2 tidak memuaskan karena perbandingannya tidak sebagaimana harusnya.
      Coba aja tanam lagi dgn media tanam ramuan sendiri dengan bahan tanah, arang sekam/cocopeat, pupuk kandang (kalau ada kotoran ayam) dengan perbandingan 1:1:1
      Pencahayaan 1/2 hari sebetulnya sudah memadai untuk pertumbuhan. Yang penting jaga media tanam jangan sampai kekeringan. Insya Allah pertumbuhan akan bagus mas.

      Hapus
  6. lama mbalesnya juga mas. Moga cepat sembuh juga mas istrinya. Sudah saya coba lagi, dan saya bandingkan (dalam 1 pralon memanjang). tanah saya ganti & campur pupuk. Yg terkena matahari memang lebih subur, sedang bagian yg kurang matahari tetap saja kecil mas. Makasih inputnya. Sekarang saya coba pralon berdiri, tapi blm selesai lubangnya (pralon bekas, tebal, mbakarnya luamaa...butuh kesabaran he..he..)(wisnu tabalong)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat mencoba pot paralon tegak mas, kalau terlalu tebal memang lebih mudah pakai bor. Saya yang lalu juga pakai pipa bekas casing bor. Kita sama2 orang tambang mas, saya di Indominco Mandiri sampeyan di mana?

      Hapus
  7. Adaro mas. salam kenal dulu mas. mbok menawa saya bisa site visit sekalian verticulur visit. he..he...kalau ada pin BB mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku ndak pake BB je..BBne dipake anakku..kapan2 seandainya ke Bontang mampir aja

      Hapus
  8. aku ibu rumah tangga sekaligus PNS, ingin sekali nanem sayur yang sederhana sekaligus mudah dan praktis dan bahan media tanam yang mudah di dapat mas teguh. tolong beri sedikit ilmu nya untuk itu. supaya aku bisa tinggal manen hasil nya tanpa harus ke pasar lagi sepulang ngantor untuk beli sayur. jadi tinggal masak aja nantinya. jazakallah khair atas ilmu nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di blog saya ini sudah lengkap kok bu, mulai dari membuat pupuk cair sendiri sampai bertanam berbagai jenis sayuran. Mulai yang organik maupun yang hidroponik. Tinggal ibu baca saja artikel2 di sini. Nanti kalau masih belum jelas bisa saja sms saya.

      Dalam prakteknya saya juga lebih banya pakai barang2 sisa kok bu, misalnya paralon bekas, botol bekas dll. Yang agak mahal cuma yg untuk hidroponik saja.

      Selamat mencoba sedikit demi sedikit bu, nani kalau berhasil hati akan merasa amat puas.

      Hapus
  9. Abu luqman Kurniawan3 Mei 2013 pukul 21.04

    Mau tanya pak, untuk ngebor pipa lubang2 sperti itu mata bornya seperti apa too? gambarnya klo ada di upload, harganya sekitar berapa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang untuk mbolongin pipa paralon itu namanya "Hole Saw". Untuk gambar antum bisa lihat di google ketik aja Hole Saw nanti akan muncul gambar2 mata bor tersebut.
      Untuk harga di daerah Yogya saya tidak tau, tapi waktu saya beli di Bontang harganya Rp.295,000.- cukup lumayan mahal untuk ukuran hobi. Tapi kalau mau dikembangkan untuk usaha, saya kira bisa saja karena sangat awet dan bisa untuk ngebor banyak sekali pipa.

      Hapus
  10. pak mantab blognya,, sederhana tp sangat berbobot..
    ijin belajar nggeh pak...

    wilies aji

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo..silahkan..matur nuwun sampun mampir mriki mas...

      Hapus
    2. pak teguh, saya salut sama anda, masih mau "nelateni" pertanyaan-pertanyaan orang yang baru mau belajar/awam. beberapa orang yang sudah mahir berkebun seringkali saya temui agak pelit ilmu dan ga sabaran kalo ditanya hal-hal sepele. semoga ini jadi amal jariyah pak teguh. amin :)

      Hapus
    3. Amien..makasih doanya mas

      Hapus
  11. matur nuwun pak,,
    salam kenal dari saya, orang tambang juga,, hehe
    klo da waktu silakan mampir ke kaltim pak. . .

    wilies aji

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya juga di kaltim mas...saya di bontang

      Hapus
  12. Pak, tanah dalam paralon tu bisa berapa kali pakai? apa setelah panen media harus di ganti?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tanah dalam paralon bisa dipakai berkali - kali pak yg penting setelah panen harus dicampur lagi dgn ditambahin pupuk kandang.

      Hapus
  13. Mas teguh klu dengan paralon berdiri itu utk siramnya pakai pupuk organik atau air biasa. Terus medianya klu arang sekam+cocopeat saja apa cukup. Saya sdh coba yg hidroponik di rmh dan tinggal tunggu hasilnya. (susi, imm)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selada saya karena medianya tanah + pupuk kandang + sekam, nyiramnya pake air biasa. Tetapi 3 hari sekali saya siram pakai air campur MOL.

      Nah kalau media arang sekam + cocopeat sebaiknya siramnya pakai pupuk yg dicairkan. Kalau mau bagus bisa pakai ABmix. Kalau ga ada ABmix, cari aja pupuk alternatif pengganti yg penting mengandung unsur hara makro dan mikro. Atau klo mau lebih pas tekan aja 2427 pas jam kerja...wkkk

      Hapus
  14. Matur suwun mas ilmunya, iyo ntar aku telp kalau ada yg mau aku tanya lagi.

    BalasHapus
  15. Wah jan mantep tenan Blog iki, aku jadi ngak sabaran pengen praktek langsng. Maksih MasTeguh atas Ilmunya yng telah di Sher di Blog ini. Semoga saya bisa meniru Mas Teguh menjadi Ahli dalam Menanam Tanaman dengan Cara Hidropolik.
    Semoga mAs Teguh Tetap Jaya selalu & tidak kapok menjawab pertanyaan dari kami'' yang masih pemula dalam dunia Hidropolik, Succes buat Mas Teguh & Keluarga

    BalasHapus
  16. Terima kasih infonya. Jadi pengen nyoba pakai paralon walau tanah kebun saya lumayan luas. Minimal bagus untuk hiasan. Apa tanahnya nggak lepas bila disiram?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang penting ketka nyiram tidak diguyur langsung, tanah/media tidak lepas atau mbrojol. Nyiramnya cukup sedikit2 saja

      Hapus
  17. wah seneng banget kalo punya sayuran seperti itu di halaman rumah ku ...... mantab banget pak.

    BalasHapus
  18. Matur nuwun sampun diparengke mengkopi artikel=artikel bermanfaat ini. Muga gusti kersa paring piwales

    BalasHapus