Anda mungkin bingung ketika melihat foto di atas, gambar apakah gerangan? Sepintas seperti semak. Sebetulnya gambar tersebut foto bibit – bibit buah naga yang tidak terawat. Dan bibit – bibit tersebut adalah milik saya yang saya beli sekitar 1.5 yang lalu.
Sekitar dua tahun yang lalu saya punya obsesi untuk membuka kebun buah naga. Tidak luas sih, karena saya punya tanah hanya seluas 6250 m2 (25x250). Ketika itu saya membayangkan bagian depan akan saya gunakan untuk bertanam buah naga dan bagian belakang untuk ternak kambing etawa. Waktu itu modal sudah ada dan bibitpun juga sudah ada. Tetapi ternyata itu masih belum cukup, karena untuk mewujudkan itu semua juga harus ada tenaga. Dan susahnya lagi, yang disebut terakhir ini yang saya tidak ada. Bukannya saya mau bergaya, tapi memang saya sebenarnya tidak kuat untuk mengerjakan kebun sendiri. Saya sudah terbiasa kerja di dalam kantor yang dingin ber AC. Jangankan untuk berkebun, kena sengatan panas matahari saja kepala langsung pusing dan pandangan berkunang – kunang. Makanya untuk pengolahan tanah saya serahkan ke orang lain. Tapi ternyata orang yang rencananya saya suruh untuk ngurusin kebun juga pulang kampung. Akhirnya rencana tinggallah rencana.
Itulah sekelumit kisah bibit buah nagaku. Mungkin ini semua terjadi karena kurang matangnya perencanaanku. Tapi yang sudah berlalu biarlah berlalu. Bagi anda yang membaca, mungkin ini bisa jadi pelajaran bahwa untuk melakukan sesuatu perlu perencanaan yang matang. Dan bagi saya sendiri, ini juga saya jadikan ajang untuk introspeksi diri. Dan untuk bibit – bibit buah nagaku, maafkan aku karena telah menelantarkanmu. Tapi aku janji aku akan berusaha untuk menanammu agar segera terlepas dari penderitaanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar