Para
pembaca, jika anda membaca judul di atas mungkin anda akan bertanya kenapa baru
sekarang saya menuliskan materi ini padahal saya sudah berhidroponik ria sejak
beberapa waktu yang lalu. Jawabannya adalah kalau waktu – waktu yang lalu saya
tidak menuliskan materi ini karena saya berfikir bahwa teman – teman penggemar
hidroponik bisa mendapatkan materi ini dari tulisan – tulisan orang lain yang
bertebaran di internet, akan tetapi ternyata banyak sekali pertanyaan dan
permintaan dari teman – teman mengenai materi ini terutama table kebutuhan
nutrisi dan PH bagi tanaman dalam berhidroponik.
Langsung
saja kita bicara ke inti materi.
Derajat
keasaman (biasa disebut pH)
Dalam
dunia hidroponik, salah satu syarat untuk menunjang kesuburan pertumbuhan
tanaman adalah pH atau derajat keasaman media tanam dalam kondisi netral.
Derajat keasaman terdiri dari 14 tingkatan mulai dari 0 sampai 14 dengan angka
7 sebagai derajat keasaman netral. Pada angka 7 tersebut, kation H+ ada satu
dan sebaliknya anion OH- juga ada satu, sehingga muatan listriknya seri. Di
bawah angka 7, jumlah kation H+ bertambah banyak semakin kita bergerak ke kiri,
angka pH semakin mengecil dan disebut asam sekali. Sebaliknya, di atas angka 7
jumlah anion OH- bertambah banyak, semakin kita bergerak ke kanan angka pH
semakin membesar dan disebut alkalis atau basa sekali.
Untuk
mengetahui besaran angka pH kita bisa menggunakan kertas lakmus (ketelitian
tergantung kecermatan kita dalam mencocokkan warna kertas dan table warna),
atau kalau mau lebih praktis dan teliti bisa menggunakan pHmeter.
Gambar kertas lakmus dan pHmeter
Dalam
berhidroponik, kita memerlukan angka pH di kisaran 5.5 – 6.5. Di bawah pH 5.5,
beberapa unsur akan mengendap dan tidak dapat diserap oleh akar, demikian pula
jika pH di atas 6.5 juga akan menyebabkan pengendapan beberapa unsur tertentu
sehingga akan menimbulkan defisiensi unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman
tidak akan tumbuh dengan optimal.
Pertanyaannya
adalah bagaimana jika ternyata kondisi larutan pupuk hidroponik dalam kondisi
terlalu asam atau terlalu basa? Jawabannya ya harus dinetralkan sampai di pH
optimal untuk pertumbuhan yaitu di pH 6.0. Untuk menurunkan pH diperlukan asam anorganik kuat, sebaliknya untuk menaikkan pH diperlukan alkali kuat.
Untuk
menurunkan pH kita bisa menggunakan asam nitrat HNO3, asam fosfat H3PO4 atau
bisa juga bisa dengan asam sulfat H2SO4 jika kita kesulitan mencari asam nitrat
ataupun asam fosfat.
Untuk menurunkan pH tidak disarankan dengan asam cuka
CH3COOH atau asam semut HCOOH karena merupakan asam lemah. Jika kita
menggunakan asam lemah ini tentunya membutuhkan jumlah yang banyak dan tentunya
akan menjadi mahal. Selain itu jika kita menggunakan asam lemah, dalam waktu
singkat larutan akan kembali menjadi basa.
Untuk
menaikkan pH kita bisa menggunakan alkalis KOH.
Di
bawah ini saya sajikan table tentang hubungan pH dengan kondisi unsur hara yang
bisa diserap oleh tanaman.
Kepekatan
larutan pupuk hidroponik
Selain
derajat keasaman, untuk tumbuh subur tanaman juga memerlukan unsur hara yang
disediakan dalam bentuk pupuk yang dilarutkan dalam air.
Untuk
mengetahui kepekatan larutan nutrisi, kita lakukan dengan mengukur pengantaran
listrik di antara dua kutub yaitu katoda dan anoda di mana jarak antar kutub 1
cm. Alat pengukur yang dimaksud adalah ECmeter (Electro Conductivity meter)
dengan satuan mS/cm.
Contoh gambar ECmeter dan TDSmeter
Beberapa
produsen ada yang menambahkan suatu alat yang berfungsi mengkonversi menjadi
satuan ppm (part per million). Fungsi dari alat ini adalah untuk mengetahui zat
padat terlarut (Total Dissolved Solids). Sayangnya di antara produsen yang satu
dengan yang lain mempunya standar konversi yang berbeda – beda sehingga angka
ppm yang dihasilkan dari konversi ECpun juga berbeda – beda. Hal ini kadang
bisa membingungkan. Sebagai contoh,
Untuk standar USA, 1mS/cm (EC 1.0 atau
CF 10) = 500 ppm
Untuk standar Eropa, 1mS/cm (EC 1.0 atau CF 10) = 640 ppm
Untuk standar Australia, 1mS/cm (EC 1.0 atau CF 10) = 700 ppm
Tetapi
dengan table di bawah ini mungkin bisa membantu kita untuk menentukan berapa
kepekatan nutrisi yang harus kita berikan pada tanaman.
Ambang
batas keracunan nutrisi bagi tanaman.
Kadang
kita mendengar dari para petani konvensional, “bagaimana kalau tanaman kita
pupuk banyak – banyak agar lebih cepat besar dan cepat panen?”
Demikian
juga kadang kita mendengar pertanyaan yang sama bagi orang – orang awan yang
ingin mencoba hidroponik.
Sebagai
ilustrasi, kita sebagai manusia memerlukan berbagai macam gizi untuk membantu
pertumbuhan ataupun untuk menjaga stamina tubuh agar selalu sehat. Ketika
kekurangan gizi tentunya tubuh kita juga akan tidak normal pertumbuhannya, atau
bisa juga tidak fit kesehatannya. Tapi ketika gizi yang kita konsumsi ternyata
berlebih, akibatnyapun juga kurang bagus. Sebagai contoh, kita memerlukan
vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tapi ketika kita mengkonsumsi
vitamin C terlalu banyak justru bisa menyebabkan permasalahan pada lambung
misalnya iritasi lambung atau diare.
Demikian
juga halnya dengan tanaman. Tanaman memerlukan unsur hara makro dan mikro yang
jika kekurangan, pertumbuhan akan kurang subur, lambat dan kerdil. Begitu pula
kalau kelebihan akibatnya tanaman akan keracunan nutrisi sehingga stress dan
pertumbuhannya tidak normal.
Dengan
table kebutuhan kebutuhan pH dan hara bagi tanaman di atas, mudah – mudahan bisa
menjadi acuan dalam pemberian nutrisi bagi tanaman hidroponik yang akan kita
tanam.
Dengan tulisan ini saya berharap teman - teman pembaca tidak meminta kiriman tabel pH dan EC/ppm yang dibutuhkan untuk berhidroponik. Silahkan copas tabel yang diperlukan.