Rabu, 20 Maret 2013

Perkembangan hidroponik seri 2

Tidak terasa 24 hari sudah usia percobaan hidroponik seri 2 saya. Rasanya nggak afdhol kalau saya posting cuma ketika mengawali percobaan ini. Jadi pada kesempatan ini saya mau perlihatkan perkembangan dari percobaan hidroponik saya ini. Kelihatannya perkembangannya memang agak lambat, hal ini karena saya menanamnya langsung berupa biji bukan menanam bibit yang siap pindah tanam. Sedangkan dari penyemaian sampai siap pindah tanam biasanya memerlukan waktu sekitar 2 minggu. Jadi seandainya hidroponik ini saya tanam dari bibit yang siap pindah tanam sebetulnya baru menggambarkan usia 10 - 12 HST (Hari setelah Tanam). 
Percobaan ini saya lakukan di teras atas dimana sinar matahari dari jam 7 - 12 menyinari langsung ke tanaman sehingga kadang tanaman sempat layu. Maklum di daerah saya panas rata - rata 33 derajat celcius. Dari kondisi yang ada ternyata perkembangan tanaman tidak sama antara selada, caisim dan pakcoy yang saya tanam. Untuk selada tidak tahan panas dan pertumbuhannya agak merana. Untuk caisim rata - rata mati mungkin karena benihnya sudah kadaluarsa karena sudah saya simpan terlalu lama. Tapi untuk pakcoy perkembangannya cukup subur dan menggembirakan. Jadi untuk kedepannya mungkin di teras atas ini hanya mau saya pakai tanam pakcoy saja. Sedangkan untuk sayuran yang kurang tahan panas mau saya tanam di greenhouse yang sekarang sedang dalam tahap pembuatan.

Untuk penampakannya bisa dilihat di bawah.




Ini gambar tanaman hidroponikku di umur 24 hari dari benih. 

30 komentar:

  1. wuihhh mangstab om, itu pake nutrisi apa pupuk om? n media tanamnya pake apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. nutrisinya pakai ABmix dengan takaran 5ml larutan A + 5ml larutan B untuk setiap 1 ltr air om, media ada yg pake arang sekam ada juga yg pake spon. Air nutrisi saya alirkan sekali sehari tiap tengah hari.

      Hapus
    2. Cba pakai sistem nft pak.

      Hapus
  2. katanya pake pupuk mutiara juga bisa om? prosedur jika memakai pupuk mutiara gimana om?
    saya coba eksperimen pake pupuk mutiara pada tanaman cabe hasilnya kog gini ya? http://sphotos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn1/893110_148763951958702_552603364_o.jpg
    saya campurkan satu sendok kecil pupuk mutiara dengan 1lt air

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh maaf saya gak bisa buka foto2nya mas. Tapi kalau mau NPK mutiara bisa dicoba dengan ukuran NPK mutiara 15 gram + Gandasil D 10 gram campur dengan air 10 ltr. Tapi nanti setelah cabai mulai mendekati masa berbunga komposisi pupuk diganti yg kandungan P sama K yg tinggi. Dengan cara ini cabai saya mau berbuah juga kok mas.

      Hapus
  3. sukaaa sekali berkunjung ke blog ini :)

    BalasHapus
  4. thanks om, btw om pake tds meter,ec meter,ph meter,cf meter gak om?
    apakah alat2 meter tsb harus dimiliki seorang hidroponiker?

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk saat ini saya belum pakai tds meter dan EC meter karena masih coba2. Adapun untuk takaran saya mengikuti petunjuk yang ada pada kemasan nutrisi hidroponik yaitu 5ml larutan A+ 5ml larutan B dicampur air sampai 1 Ltr. Untuk ngukur PH saya pakai kertas lakmus.
      Tapi kemarin saya sudah pesan TDS meter lewat teman saya yang lagi dinas ke Bogor.

      Hapus
  5. Mas ..ini airnya jalan atau sistem wick ? makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg nempel pagar airnya ngalir, yg dilantai airnya nggenang

      Hapus
  6. geeeemeesss liatnya... :)

    Assalamualaikum,, salam kenal pak Teguh..
    mau tanya nih..klo pake media arang sekam bs pakai wick system kan ? perlu pakai sumbu jg ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa alaikum salam..wick system bisa pakai media macam2 mbak termasuk arang sekam. Sumbu pasti perlu krn yg dimaksud dgn wick adalah sumbu.

      Hapus
  7. assalamualaykum, salam kenal sy Dini
    sy sangat tertarik dgn blog bapak, menjadikan mudah dimengerti dan membuat sy tertarik dgn hidroponik dan vertikultur.
    sy belum memulai karena ada beberapa yg ingin sy tanyakan, dan mungkin kedepannya jika bapak berkenan menjawab sy akan byk bertanya karena masih sangat awam.
    yg ingin sy tanyakan, dalam sistem hidroponik ini apabila ya digunakan medianya spons, apakah maksudnya spon yg biasa untuk cuci piring? lalu apakah sponsnya harus dipotong kecil2?

    kedua, apakah dalam sistem hidroponik ini (gambar atas) menggunakan gelas bekas yg dibolongi kecil2 seluruh sisinya jg bawahnya?

    ketiga, di halaman lain dari blog bapak, pipa dibuat rak, dengan air tergenang, lubang tanam terbuat dari pipa 1" yg bagian bawahnya benar2 terbuka utuh.
    jika medianya rokwool atau spons, dgn cara semai bibit langsung di mulut pipa, bagaimana cara memasang spon /rockwool nya, agar benih terkena air nutrisi, apakah memasangnya benar2 mentok bibir bawah lubang tanam? karenakan belum ada akar yg menjuntai sehingga benih mungkin belum dapat mencari air nutrisi sendiri.

    keempat, sebelum disemai, apa ada perlakuan khusus agar benih cepat tumbuh, misal direndam air hangat atau cairan khusus? kalau ada mohon aijelaskan bagaimana prosesnya.

    kelima, jika memakai sistem hidroponik wick botol bekas dipotong dua dan dipasang terbalik, apakah cairan di tuang langsung ke bawah botol bekas atau disiram dr atas?

    keenam, jika ingin menanam cabai dan bit merah secara hidroponik bagaimana yg baik caranya, apakah dgn air mengalir atau tidak, dengan bekas gelas aqua yg dibolongi kecil2 tanpa sumbu tapi dgn media sekam bakar sj, atau dgn cara memakai sumbu flanel dan spon? atau dgn vertikultur?

    ketujuh, jika dgn metode air mengalir, memakai pompa dan timer atau cukup dinyalalan manual? dan apakah pompa nyala terus seperti aquarium atau cukup pd waktu2 tertentu sj, dan baiknya berapa kali sehari dan kapan saja? pompanya tipe apa(maklum awam elektronik)


    kedelapan, pada sistem wick apakah diatas sumbu bisa diberi media sekam bakar? apakah bisa sampai nutrisinya dari sumbu ke sekam bakarnya/pasir/batu bata?

    kesembilan, bisakah cocopeat diganti dgn sabut kelapa yg didapat dari tukang jual kelapa parut dipasar dan langsung disobek2 dan dipakai tanpa sekam bakar?

    kesepuluh, kapan waktunya pengecekan keasaman cairan nutrisi, berapa keasaman ideal, bila menggunakan kertas lakmus apa tanda2 yg muncul yg menandakan air nutrisi perlu diganti?

    kesebelas, bagaimana bisa mengetahui pupuk NPK kita kandungan P dan K nya lebih tinggi dari N nya? sebab di tukang kembang daerah saya cuma ada NPKmutiara 16:16:16 apa ini bisa dipakai dan NPK poska merah 15:15:15 apa bisa dipakai?

    keduabelas, pekatanAB mix dibdeli terpisah atau sudah di mix antara A dan B, dan jika sudah pakai keduanya apa perlu pupuk tambahan?

    ketigabelas, untuk rak hidroponik paling atas diberi atap berbahan plastik ini bapak pakai plastik apa? apakah pakai vibreglass bisa?

    keempat belas, pada vertikultur, medianya apakah bisa pakai media tanam jadi (mixing), plus pupuk kandang yg belum halus/setengah halus tapi tidak kering?dan apakah harus disusun selang seling dgn lapisan kerikil/pasir/pasir malang?

    kelima belas, pada metode vertikultur media kapan perlu diganti? dan bagaimana cara pemberian pupuk dan pupuk apa yg cocok yg organik ataupun bukan organik?

    keenambelas, bila pipa PVC untuk vertikultur yg dipakai ukuran 4", apakah bisa diberi pipa kecil ditengahnya? kalau bisa ukuran berapa? dan berapa lubang dan ukuran lubang pada pipa kecil untuk pengairan air?

    ketujuhbelas, pada vertikultur bisakah pupuk misal NPK atau pupuk cair dilarutkan dalam air lalu di tuang ke pipa kecil ditengah dalam pipa besar? bisakah pupuk kompos langsung dimasukan ke lubang tanam?

    maaf byk tanya pak, sy benar2 awam dan mungkin akan byk tanya lg.

    terima kasīh byk
    wslm


    BalasHapus
    Balasan
    1. wa alaikum salam mbak Dini,
      wah…pertanyaannya buanyak sekali. Tapi gak apa2..saya akan coba jawab satu2 semoga bisa bermanfaat buat mbak Dini.
      1. Spons yg saya pakai adalah spons yg biasa dipakai untuk bikin kursi/sofa. Tebalnya 2 cm, trus saya potong kecil – kecil ukuran 2,5 cm x2,5 cm.
      2. Betul, saya menggunakan gelas plastic bekas/baru kemudian saya bolongin bagian samping dan bawahnya. Gelas tersebut saya kondisikan seperti netpot yg biasa dipakai untuk tanam hidroponik.
      3. Untuk menjamin agar benih tetap terkena air, kalau pakai rockwool saya usahakan sebagian rockwool menyentuh air. Karena daya serap rockwool terhadap air bagus, maka rockwool selalu dalam kondisi basah. Tetapi kalau pakai spons biasanya saya bantu dengan sumbu dari kain flannel yang saya jepit ditengah spons.
      4. Untuk benih sayur2an yang saya tanam tidak ada perlakuan khusus misalnya perendaman. Perendaman biasa saya lakukan hanya untuk benih2 cabe import saja.
      5. Kalau kita gunakan botol bekas untuk wick system, penambahan air nutrisi bisa disiramkan dari atas ataupun diisikan dibagian bawah botol dengan mengangkat bagian atas botol terlebih dahulu.
      6. Jika ingin menanam cabe atau bit (umbi2an yg lain) sebaiknya pakai system fertigasi (fertilization Irigation) atau biasa disebut irigasi tetes. Caranya yaitu tanaman ditanam dalam polybag atau pot kemudian ditetesi air nutrisi secara kontinyu atau terputus putus. Media bisa menggunakan arang sekam + cocopeat atau arang sekam + pasir. Tetapi jika ingin menanam dalam jumlah sedikit dan sekedar hobi bisa juga menggunakan wick system akan tetapi wadah tanam/pot harus berukuran lebih besar. Untuk cabe saya biasa memakai pot ukuran diameter seukuran kaleng cat tembok isi 5 kg. Kemudian untuk wadah air saya gunakan kaleng bekas cat tembok. Caranya sangat simple, pot dikasih sumbu kain flannel, masukkan media (arang sekam + cocopeat), kemudian tanam bibit ke dalam pot, siram media dengan air hingga basah. Isi kaleng bekas cat dengan air nutrisi, kemudian taruh pot diatas kaleng bekas cat.
      7. Jika ingin metode air mengalir sebaiknya pakai timer. Adapun frekwensi pengaliran disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam timer bisa diset sampai 8 kali penyiraman. Kalau tanpa timer pompa juga bisa dinyalakan terus menerus, tetapi boros listrik. Pompa yang dipakai biasanya pompa akuarium yg 38 watt.
      8. Pada system wick, media ditaruh disekeliling sumbu, sehingga ketika sumbu menyerap air nutrisi, air akan membasahi media disekitar sumbu.
      9. Cocopeat biasanya sudah diproses lama untuk menghilangkan zat tannin yg terkandung di dalamnya. Jika kita menggunakan sabut kelapa dari penjual kelapa, sabut tersebut masih mengandung tannin dan bisa berakibat tanaman tidak bisa menyerap unsur hara secara maksimal.

      Hapus
    2. 10. Jika kita menggunakan system nft dimana air mengalir, pengecekan ph harus rutin misalnya 2-3 hari sekali karena dalam kondisi air tersirkulasi tersebut perubahan ph cepat terjadi. Ph normal untuk tanaman di kisaran 6-6.5. Kalau kita memakai kertas lakmus, biasanya dikemasan lakmus sudah ada panduan warna2 yg menunjukkan ph air. Kita tinggal menyamakan warna yg ada pada kertas lakmus dengan warna yg ada pada kemasan.
      11. Untuk melihat komposisi N,P dan K pada pupuk NPK ya kita melihat dari perbandingan angka2 yg ada. Misalnya 16:16:16 berarti komposisi N,P dan K sama. Dalam berhidroponik pupuk NPK hanya pupuk alternative saja. Dan jujur hasilnya kurang maksimal. Kalau kita mau bertanam hidroponik sebaiknya kita gunakan pupuk khusus hidroponik.
      12. Pupuk ABmix dijual dalam bentuk 1 paket dimana dalam 1 paket tersebut terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian A dan bagian B. Masing2 bagian kemudian dilarutkan secara terpisah menjadi pekatan A dan B. Jika sudah memakai pupuk ABmix, tidak memerlukan pupuk tambahan lagi karena pupuk ABmix takarannya sudah disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
      13. Untuk atap idealnya pakai plastic UV. Tetapi karena ditempat saya susah mencari plastic tersebut maka saya pakai atap plastic gelombang.
      14. Untuk media vertikultur, kita bisa berkreasi sendiri yang penting kita bisa membuat media tersebut poreus (gembur) agar air tersebar merata dan terpenuhinya kebutuhan hara bagi tanaman.
      15. Kalau kita tanam sayuran (sawi/selada dll), media bisa diganti setelah 2x penanaman. Pemupukan bisa menggunakan pupuk organic/anorganik dengan cara dicairkan terlebih dahulu. Pemupukan bersamaan dengan waktu penyiraman.
      16. Bisa, ukuran 0.5”. Untuk ukuran lubang2 kecilnya yg penting bisa merembeskan air, misalnya ukuran 1-2mm. Ingat … lubang jangan terlalu besar karena air akan mengalir kencang dan melarutkan media.
      17. Bisa, pupuk harus dicairkan dulu. Untuk kompos sebaiknya dicampurkan ke media ketika di pencampuran awal.

      Demikian dari saya semoga bisa membantu

      Hapus
  8. pak teguh saya mau ikut nimbrung juga neh.....kalo penyinaran sinar matahari dari jam 7 samai jam 9 untuk hidroponik sistem wick gmn bagus ga? terus idealnya berapa lama mesti kena cahaya matahari langsung? coz saya tinggal di komplek dan tidak ada halamannya. saya coba nanam di teras rumah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo penyinaran cuma dari jam 7 - 9 pagi kurang bagus karena yang namanya sayuran daun memerlukan fullsun atau matahari penuh atau minimal 5 jam. Kalau cuma dengan 2-3jam penyinaran, sayuran biasanya akan kurus karena kurang fotosintesis

      Hapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. agung soekarno putro4 Maret 2014 pukul 01.01

    Assalamu'alikum
    Salam kenal dari Bogor.
    Numpang nimbrung ni, liat2, baca2 N copas, coz keren mas bro blog nya.
    Ada pertanyaan,knp tidak digunakan Terus saja metan nya,ko stlh 2X masa tanam Sdh ga bagus lg.
    Bila berkenan,boleh sy dikirimi slide/pdf ttg hidroponik nya ke"asoekarnoputro@yahoo.com
    Matur suwun,Wassalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa 'alaikum salam
      Untuk metan dalam sistem hidroponik sebetulnya bisa dipakai ulang yg penting diperhatikan adalah kondisinya, apakah udah lapuk atau belum.
      utk file nanti saya akan coba kirim

      Hapus
  11. Assalamu'alaikum Pak Teguh,
    Setelah baca2 di blog ini saya tertarik dengan hidroponik dan kalo boleh saya minta bantuan Bapak untuk bisa mengirimkan file dalam bentuk apapun ke email saya memy_808@yahoo.co.id.
    Terima kasih
    Wassalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa alaikum salam,
      email sudah terkirim mbak

      Hapus
  12. Assalamualaikum setelah baca diblog ini saya tertarik dengan hidroponik dan kalau boleh saya minta tolong bapak untuk mengirimkan file tata cara berkebun dengan cara hidroponik ke email saya salimagus77384@gmail.com terimakasih waalaikumsalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa 'alaikum salam,
      file sudah terkirim, semoga bermanfaat

      Hapus
  13. Assalamualaikum, salam kenal Pak Teguh saya faisol, terimakasih sudah memposting pengalaman yang sangat bermanfaat sekali, saya terinspirasi dengan tulisan-tulisan Pak Teguh, dan mencoba bercocok taman dengan teknik wick menggunakan botol bekas air mineral dengan menggunakan media arang sekap saya campur dengan compos tapi kelihatannya menjadi mengeras medianya, yang mau saya tanyakan, apa seharusnya arang sekam saja yach? .
    saya juga mau bertanya apa ada jarak tertentu antara benih dengan sumbu dalam sistem penanaman hidroponik?
    mohon penjelasannya Pak Teguh, dan kalau ada file yang bisa saya pelajari mohon bisa dikirim ke email isol.sid@gmail.com

    terimakasih banyak Pak Teguh, salam hijau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk berhidroponik sebaiknya menggunakan media yg tdk mengandung unsur hara dan yg paling penting adalah steril. Jadi kalau ada arang sekam, sebaiknya pakai arang sekam saja.
      Kalau menggunakan sumbu, sebaiknya benih atau bibit bisa langsung menyentuh sumbu sehingga benih/bibit selalu terjaga kelembabannya
      File saya usahakan untuk kirim.

      Hapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus