Minggu, 28 Desember 2014

Derajat keasaman dan kepekatan larutan nutrisi dalam berhidroponik.

Para pembaca, jika anda membaca judul di atas mungkin anda akan bertanya kenapa baru sekarang saya menuliskan materi ini padahal saya sudah berhidroponik ria sejak beberapa waktu yang lalu. Jawabannya adalah kalau waktu – waktu yang lalu saya tidak menuliskan materi ini karena saya berfikir bahwa teman – teman penggemar hidroponik bisa mendapatkan materi ini dari tulisan – tulisan orang lain yang bertebaran di internet, akan tetapi ternyata banyak sekali pertanyaan dan permintaan dari teman – teman mengenai materi ini terutama table kebutuhan nutrisi dan PH bagi tanaman dalam berhidroponik.

Langsung saja kita bicara ke inti materi. 

Derajat keasaman (biasa disebut pH)

Dalam dunia hidroponik, salah satu syarat untuk menunjang kesuburan pertumbuhan tanaman adalah pH atau derajat keasaman media tanam dalam kondisi netral. Derajat keasaman terdiri dari 14 tingkatan mulai dari 0 sampai 14 dengan angka 7 sebagai derajat keasaman netral. Pada angka 7 tersebut, kation H+ ada satu dan sebaliknya anion OH- juga ada satu, sehingga muatan listriknya seri. Di bawah angka 7, jumlah kation H+ bertambah banyak semakin kita bergerak ke kiri, angka pH semakin mengecil dan disebut asam sekali. Sebaliknya, di atas angka 7 jumlah anion OH- bertambah banyak, semakin kita bergerak ke kanan angka pH semakin membesar dan disebut alkalis atau basa sekali.

Untuk mengetahui besaran angka pH kita bisa menggunakan kertas lakmus (ketelitian tergantung kecermatan kita dalam mencocokkan warna kertas dan table warna), atau kalau mau lebih praktis dan teliti bisa menggunakan pHmeter.


Gambar kertas lakmus dan pHmeter

Dalam berhidroponik, kita memerlukan angka pH di kisaran 5.5 – 6.5. Di bawah pH 5.5, beberapa unsur akan mengendap dan tidak dapat diserap oleh akar, demikian pula jika pH di atas 6.5 juga akan menyebabkan pengendapan beberapa unsur tertentu sehingga akan menimbulkan defisiensi unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman tidak akan tumbuh dengan optimal.

Pertanyaannya adalah bagaimana jika ternyata kondisi larutan pupuk hidroponik dalam kondisi terlalu asam atau terlalu basa? Jawabannya ya harus dinetralkan sampai di pH optimal untuk pertumbuhan yaitu di pH 6.0. Untuk menurunkan pH diperlukan asam anorganik kuat, sebaliknya untuk menaikkan pH diperlukan alkali kuat.

Untuk menurunkan pH kita bisa menggunakan asam nitrat HNO3, asam fosfat H3PO4 atau bisa juga bisa dengan asam sulfat H2SO4 jika kita kesulitan mencari asam nitrat ataupun asam fosfat. 
Untuk menurunkan pH tidak disarankan dengan asam cuka CH3COOH atau asam semut HCOOH karena merupakan asam lemah. Jika kita menggunakan asam lemah ini tentunya membutuhkan jumlah yang banyak dan tentunya akan menjadi mahal. Selain itu jika kita menggunakan asam lemah, dalam waktu singkat larutan akan kembali menjadi basa.

Untuk menaikkan pH kita bisa menggunakan alkalis KOH.

Di bawah ini saya sajikan table tentang hubungan pH dengan kondisi unsur hara yang bisa diserap oleh tanaman. 



Kepekatan larutan pupuk hidroponik

Selain derajat keasaman, untuk tumbuh subur tanaman juga memerlukan unsur hara yang disediakan dalam bentuk pupuk yang dilarutkan dalam air.

Untuk mengetahui kepekatan larutan nutrisi, kita lakukan dengan mengukur pengantaran listrik di antara dua kutub yaitu katoda dan anoda di mana jarak antar kutub 1 cm. Alat pengukur yang dimaksud adalah ECmeter (Electro Conductivity meter) dengan satuan mS/cm.


Contoh gambar ECmeter dan TDSmeter

Beberapa produsen ada yang menambahkan suatu alat yang berfungsi mengkonversi menjadi satuan ppm (part per million). Fungsi dari alat ini adalah untuk mengetahui zat padat terlarut (Total Dissolved Solids). Sayangnya di antara produsen yang satu dengan yang lain mempunya standar konversi yang berbeda – beda sehingga angka ppm yang dihasilkan dari konversi ECpun juga berbeda – beda. Hal ini kadang bisa membingungkan. Sebagai contoh,

          Untuk standar USA, 1mS/cm (EC 1.0 atau CF 10) = 500 ppm
          Untuk standar Eropa,  1mS/cm (EC 1.0 atau CF 10) = 640 ppm
          Untuk standar Australia,  1mS/cm (EC 1.0 atau CF 10) = 700 ppm

Tetapi dengan table di bawah ini mungkin bisa membantu kita untuk menentukan berapa kepekatan nutrisi yang harus kita berikan pada tanaman.



Ambang batas keracunan nutrisi bagi tanaman.

Kadang kita mendengar dari para petani konvensional, “bagaimana kalau tanaman kita pupuk banyak – banyak agar lebih cepat besar dan cepat panen?”

Demikian juga kadang kita mendengar pertanyaan yang sama bagi orang – orang awan yang ingin mencoba hidroponik.

Sebagai ilustrasi, kita sebagai manusia memerlukan berbagai macam gizi untuk membantu pertumbuhan ataupun untuk menjaga stamina tubuh agar selalu sehat. Ketika kekurangan gizi tentunya tubuh kita juga akan tidak normal pertumbuhannya, atau bisa juga tidak fit kesehatannya. Tapi ketika gizi yang kita konsumsi ternyata berlebih, akibatnyapun juga kurang bagus. Sebagai contoh, kita memerlukan vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tapi ketika kita mengkonsumsi vitamin C terlalu banyak justru bisa menyebabkan permasalahan pada lambung misalnya iritasi lambung atau diare.

Demikian juga halnya dengan tanaman. Tanaman memerlukan unsur hara makro dan mikro yang jika kekurangan, pertumbuhan akan kurang subur, lambat dan kerdil. Begitu pula kalau kelebihan akibatnya tanaman akan keracunan nutrisi sehingga stress dan pertumbuhannya tidak normal.

Dengan table kebutuhan kebutuhan pH dan hara bagi tanaman di atas, mudah – mudahan bisa menjadi acuan dalam pemberian nutrisi bagi tanaman hidroponik yang akan kita tanam.

Dengan tulisan ini saya berharap teman - teman pembaca tidak meminta kiriman tabel pH dan EC/ppm yang dibutuhkan untuk berhidroponik. Silahkan copas tabel yang diperlukan.