Rabu, 05 Maret 2014

Menanam cabai dengan hidroponik system sumbu

Menanam cabai rawit sesuatu yang mengasyikkan bagi saya. Selain buah cabai menjadi kebutuhan harian saya, sosok atau tampilan pohon cabai ketika buahnya mulai semburat merah cukup membuat saya nggak bosan untuk melihatnya.
Kalau yang lalu saya pernah posting bertanam cabai system organic, maka saat ini saya meu posting bertanam cabai system hidroponik wick/sumbu. Kalau ditanya hasilnya antara hidroponik dan organic seperti apa? Jawaban saya ya sama saja. Karena selama kebutuhan hara tercukupi, pastinya tanaman apapun akan menghasilkan buah yang optimal. Tapi kalau ditanya enak bertanam system apa? Saya jawab paling enak bertanam system hidroponik. Enggak repot nyiram.
Nah..sekarang bagaimana sih cara bertanamnya? Di bawah ini saya akan tampilkan skemanya dulu. Skema ini saya copy dari internet (punya om Adri Aji) dan mungkin andapun pernah melihatnya. Tapi kalau belum pernah melihatnya, ya sekaranglah saatnya. 






Biarpun saya tampilkan skemanya seperti di atas, pada prakteknya saya tidak menggunakan ember ataupun gabus/sterefoam sebagaimana yang ada pada skema tersebut. Kenapa? Jawabnya adalah “Ngirit”. Kebetulan saja di rumah ada kaleng plastic bekas cat tembok dan pot yang ukuran diameternya hampir sama. Jadi daripada harus beli ember dan sterefoam, mending memanfaatkan barang yang ada saja. Dan jadinya seperti gambar di bawah

Penampakan cabai pada awal awal tanm dan penampakan akarnya


Cabai ketika berbuah dan ketika buah mulai memerah

Nah...dengan melihat gambar di atas, kita bisa tau bahwa ternyata dengan sedikit kreatifitas kita bisa bercocok tanam hidroponik dengan sedikit modal. Kalau masalah penampakan memang kurang begitu cantik untuk potnya. Tapi kalau mau keluar sedikit uang untuk beli cat, saya yakin si ember plastik bekas cat juga bisa cantik kok.

Eh..iya..mungkin ada yang nanya di awal tanam metannya hitam - hitam, tapi kok ketika besar ada pecahan cor-coran semen? Yang hitam itu adalah arang sekam, ternyata setelah besar kurang kuat menahan pohon cabai yang udah besar. Lirak - lirik sekeliling kok ada pecahan cor semen, ya udah saya ambil aja. Ternyata dengan saya tambahin pecahan cor semen tersebut cabainya bisa berdiri tegak. Akhirnya pecahan cor semen tersebut saya taruh di situ sampai sekarang.