Selasa, 11 Februari 2014

Menanam cabai rawit secara vertikultur dengan pipa paralon.

Setelah beberapa waktu vakum dalam berbloging ria, pada kesempatan ini saya mau menuangkan pengalaman saya dalam bertanam cabai rawit menggunakan pipa paralon tegak atau lebih kerennya disebut vertikultur.

Selama ini pipa tegak lebih umum digunakan untuk menanam sayuran daun seperti sawi, selada, seledri atau sayuran daun yang lain. Pernah saya lihat artikel orang menanam cabai rawit pakaipipa tegak tapi sebatas menanam saat awal dan hasil akhir tidak diupload sehingga masih menyisakan pertanyaan “apakah menanam cabai dengan pipa tegak bisa berbuah?”

Untuk lebih singkatnya saya akan uraikan saja apa – apa yang sudah saya lakukan dalam menanam cabai rawit dengan pipa paralon tegak dan mengenai hasilnya.

Saat saya melakukan penanaman sebetulnya lebih banyak factor tidak direncanakan, kenapa? Karena saat itu saya meyemai benih cabai terlalu banyak dan kurangnya pot untuk menanam bibit – bibit cabai tersebut. Dan ketika itu pot pipa tegak yang saya punya sedang tidak terpakai setelah saya gunakan untuk bertanam sawi. Hitung – hitung daripada pot nganggur akhirnya bibit cabai saya tanam pada pot tersebut dan medianya menggunakan cocopeat bekas sawi yang ada di dalam pipa tersebut.

Berhubung media hanya berupa cocopeat, maka untuk penyiraman menggunakan larutan nutrisi hidroponik. Penyiraman saya lakukan sehari sekali sekitar 400 ml dengan takaran mulai dari 700 ppm sampai 1500 ppm sesuai dengan masa pertumbuhan tanaman. Dan hasilnya seperti gambar – gambar di bawah ini.


 
















Cabai mulai banyak yang merah dan siap santap