Selasa, 25 Desember 2012

Buat MOL sendiri : MOL es campur

Kalau melihat dari judulnya mungkin anda akan berpikir “MOL apa lagi nih?”. Tulisan di atas sengaja saya kasih judul begitu karena memang MOL yang saya buat kali ini berbahan es campur yang sudah basi.
Ceritanya begini, kemarin pas saya pulang kerja, ternyata di rumah tengah berkumpul kakak ipar dan adik ipar saya bersama keluarganya.Nah mumpung pas kumpul, istri saya bikin pisang  keju dan es campur dengan bahan gula, susu, air kelapa muda, agar agar dan tape. Ketika kakak dan keluarga adik ipar saya pulang, es campur tersebut masih tersisa 1 toples Tupperware. Karena kesibukan saya, sampai malam es tersebut tidak ada yang minum. Ketika istri saya coba meminum, dia bilang es-nya mulai kecut. Ya sudah daripada es dibuang mending saya simpan aja dalam botol bekas aqua 1.5 ltr dengan harapan bisa jadi MOL dan bermanfaat, toh bahannya juga dari bahan organic yang kaya nutrisi. Masalah penggunaan MOLnya nanti untuk apa, saya juga belum tau. Pokoknya yang penting jadi dulu lah…
Semoga saja nanti bisa bermanfaat

MOL dari es campur yang basi


Buat MOL sendiri : MOL berbahan ikan laut.

Untuk tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman diperlukan diperlukan nutrisi yang lengkap, baik berupa unsur hara makro maupun unsur hara mikro.
Bagi kita yang terbiasa menggunakan pupuk nonorganic, kebutuhan hara makro bisa terpenuhi dengan beberpa jebis pupuk kimia yang beredar dipasaran. Adapun unsur hara mikronya sudah tersedia pada tanah sebagai media tanamnya.
Akan tetapi bagi kita pecinta tanaman organic pasti akan menghindari yang namanya pupuk kimia buatan pabrik. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, kita akan mencari alternatif lain yang bersifat organic bagi memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman tersebut.
Bagi yang biasa bertanam secara organic, kita sudah terbiasa menggunakan pupuk berbahan kompos ataupun pupuk kandang. Akan tetapi dari beberapa artikel internet yang saya baca pupuk berbahan ikan merupakan pupuk organic dengan unsur hara paling lengkap, dan dikatakan jauh lebih bagus daripada pupuk organic dari kompos ataupun pupuk kandang.
Berbekal info inilah saya saat ini sedang mencoba membuat MOL/pupuk cair berbahan ikan, ksrens di daerah saya produk ikan berlimpah dan ada beberapa jenis ikan yang harganya cukup murah. Sehingga tidak ada salahnya kalau saya mencobanya, toh biayanya juga tidak banyak.
Adapun bahan yang saya gunakan adalah :
-        1 kg ikan “lure” (sejenis teri) harganya cukup murah (Rp.5000)
-        Gula merah secukupnya
-        Air kelapa sekitar 3 liter.
-        Larutan EM4
Caranya : Blender ikan dan gula merah, kemudian campurkan air kelapa dan EM4 secukupnya secara merata. Masukkan dalam jerigen bekas/botol bekas air mineral ukuran 1.5 ltr (Berhubung campurannya banyak, maka saya simpan dalam1 jerigen dan 2 botol). Simpan campuran selama 2 minggu dan setiap 2 hari sekali tutup botol dibuka untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi. Setelah 2 minggu larutan siap digunakan. Penggunaannya harus dicampur air dulu dengan perbandingan 1 : (15-20).
Untuk saat ini larutan belum siap digunakan, tetapi nanti setelah siap akan saya uji cobakan pada tanaman saya. Saya akan coba bandingkan hasil dari MOL campur baur, MOL kepala udang dan MOL ikan ini. Jadi penasaran rasanya ingin segera melakukan uji cobanya nih…
Ikan Lure bahan MOL

MOL siap proses fermentasi

Selasa, 18 Desember 2012

Membuat MOL(Mikro Organisme Lokal) sendiri : MOL kepala udang

Kalau beberapa waktu yang lalu, saya biasa bikin MOL dari bahan campur baur. Tapi pada kali ini saya mencoba membuat MOL dengan bahan kepala dan kulit udang. Hal ini saya coba karena dari referensi yang saya baca, kepala dan kulit udang mengandung unsur N yang cukup tinggi. Makanya saya berharap setelah MOL jadi mau saya gunakan sebagai pupuk daun dengan cara disemprotkan. Dan karena penggunaanya dengan cara semprot maka saya kasih campuran bawang putih, itung2 sekalian untuk mengusir hama tanaman terutama tanaman cabai rawit saya karena tanaman cabai paling sering terserang hama. Namanya juga coba – coba, harapannya ya berhasil tapi kalau gagal ya nanti coba lagi resep yang lain. Maklum, saya bukan ahli kimia dan bukan ahli tanaman tetapi saya pecinta tanaman dan biasa bicara berdasarkan hasilnya (testimoni). Jadi kalau ada pembaca yang mau mencoba sebaiknya tunggu dulu hasil testimony saya nantinya.
Adapun bahan yang saya pakai adalah :
-        Kepala dan kulit udang (limbah saat istri ngebersihin udang)
-        Gula pasir 3 sendok
-        Bawang putih beberapa suing
-        Air kelapa
-        Larutan EM* sebagai biang fermentor
Caranya : Blender kepala/kulit udang, gula pasir dan bawang putih. Campur dengan air kelapa dan EM secukupnya (sekitar 25-50 cc) kemudian simpan dalam botol bekas air mineral ukuran 1.5 ltr dengan ditutup rapat. Buka tutup botol setiap 2 hari sekali, demikian dilakukan berulang2 sampai 2 minggu. Setelah 2 minggu saring larutan dan larutan siap digunakan.
Adapun larutan yang saya bikin belum ada 2 minggu sehingga belum saya gunakan. Tetapi ketika saya buka setiap 2 hari, baunya lumayan menyengat. Aroma bawang putihnya kuat sekali. Saya sendiri terus terang gak tahan baunya, mudah mudahan yang gak tahan baunya bukan cuma saya tetapi hama juga mabuk. Semoga saja  larutan ini nantinya bisa seefektif yang saya harapkan baik dalam mengusir hama ataupun dalam pemupukan.




















       Kepala/kulit udang diblender                                                    Larutan siap fermentasi

Minggu, 16 Desember 2012

Apel Indiaku Berbuah lagi.

Di awal awal posting saya sekitar 9 bulan yang lalu, saya sempat memposting tentang apel India atau putsa. Di sini saya tidak akan uraikan apa itu putsa atau apel India, tetapi saya Cuma akan sampaikan perkembangannya setelah 9 bulan saya tanam.
Tanaman yang semula hanya sebesar kelingking dengan tinggi 50cm setelah 9 bln ini batang bawahnya sudah sebesar pergelangan tangan saya dan sudah setinggi 2.5 meter. Dan ini merupakan pertumbuhan yang sangat pesat menurut saya, mungkin karena saya tanam ditanah langsung.
Sebenarnya sejak 3 bulan setelah tanam, tanaman ini sudah berbuah bahkan bisa dibilang selalu ada buahnya. Sayang sebelum sempat petik, saya selalu kalah duluan sama lalat buah. Ada sih pernah saya petik beberapa biji. Rasa buahnya tidak menggambarkan rasa apel sama sekali, malah lebih cenderung mirip rasa buah jambu sukun. Tetapi apapun rasanya, tanaman ini sudah menjadi peneduh halaman belakang saya.
Nah sekarang ini tanaman berbuah lagi dan buahnya cukup lumayan banyak. Saya pikir2 rasanya sayang kalau buahnya harus dikasih ke lalat buah. Makanya dengan modal ketelatenan tiap dompol buahnya saya bungkus pakai plastic atau kain kaos bekas (mudah2an rasanya nanti nggak kecut karena keringat he..he..). Semoga saja hasilnya nanti seperti yang saya harapkan, yaitu buah yang bersih dan ranum.
Untuk penampakannya seperti gambar dibawah..



               Sebelum dibungkus                                                            Dibungkus plastik



                   Dibungkus kaos                                                           Simsalabim...inilah isinya

Senin, 10 Desember 2012

Bawang Merah Bisa Digunakan Untuk Merangsang Pertumbuhan Akar

Bagi kita penggemar bercocok tanam, memperbanyak tanaman merupakan suatu hal yang pasti kita lakukan. Sebenarnya tanpa perlakuan khususpun tanaman tetap akan berkembang biak sesuai kodratnya. Akan tetapi dengan perlakuan khusus prosentase perkembangannya lebih besar. Sebagai contoh tanpa perlakuan khusus tanaman akan berkembang biak dengan umbi atau biji tergantung jenis tanamannya. Tetapi dengan perlakuan khusus misalnya stek, cangkok, kultur jaringan atau dengan biji, tanaman akan lebih baik perkembangannya. Dalam perlakuan khusus biasanya kita perlukan hormon perangsang tumbuh untuk menjamin keberhasilan  pertumbuhan tanaman yang kita maksud.
Nah bagi kita yang mau memperbanyak tanaman tapi nggak mau repot cari hormon/zat perangsang tumbuh, kita bisa gunakan bawang merah.
Untuk tanaman yang mau di stek atau cangkok, guna mempercepat pertumbuhan akar maka olesilah bagian yang bakal masuk kedalam tanah atau mau dibungkus tanah dengan bawang merah, niscaya tanaman akan cepat berakar dan tumbuh dengan baik.
Untuk tanaman yang sudah hidup lembutkanlah 1 siung bawang merah dan campurkan dengan air 100-300 ml air dan semprotkan merata pada tanaman bagian daun hingga batang dan akarnya.
Untuk perbanyakan dengan biji, rendamlah biji ke dalam larutan air yang dicampur bawang merah yang telah dihaluskan selama 2 – 8 jam. Kemudian taburkan biji/benih secara merata ke media tanam. Niscaya benih akan lebih cepat tumbuh. Hal ini sudah saya buktikan pada benih cabai habanero saya. Tanpa perlakuan perendaman bawang merah benih baru tumbuh setelah sekitar sebulan, sedangkan benih yang saya rendam dengan bawang merah benih sudah tumbuh dalam waktu 6 hari.
Makanya bagi teman teman yang mau memperbanyak tanaman rasanya tidak ada salahnya kalau mencoba tip ini. Selamat mencoba..

Benih Cabai Habanero tumbuh 6 hari setelah perendaman 

Membuat MOL (Mikro Organisme Lokal) : MOL campur baur

Dalam beberapa artikel yang saya tulis, sering saya singgung mengenai MOL atau Mikro Organisme Lokal akan tetapi saya belum pernah tulis artikel tentang MOL itu sendiri. Nah pada kesempatan kali ini saya mencoba menulis apa itu MOL dan bagaimana cara membuatnya beserta kegunaannya. Tulisan ini saya comot dari beberapa sumber dan beberapa berdasarkan pengalaman pribadi.

MOL hasil racikanku

MOL yang saya maksud di sini yaitu Mikro Organisme Lokal atau kumpulan mikro organisme bermanfaat yang kita kembangkan sendiri yang dapat digunakan sebagai pupuk mikroba bagi tanaman. Selain itu MOL juga dapat digunakan untuk dekomposter dalam pembuatan kompos. Kegunaan MOL sebagai pupuk tergantung dari bahan MOL itu sendiri. Misalnya pupuk dengan kandungan N tinggi untuk masa pertumbuhan tanaman bahan dasarnya dari akar tanaman kacang2an atau daun2an terutama dari jenis leguminacea (gamal, lamtoro dll).  Untuk pupuk dengan kandungan P tinggi untuk masa pembentukan buah, bahan dasarnya batang pisang. Pupuk dengan kandungan K tinggi bahan dasarnya sabut kelapa. Tetapi selain ketiga jenis tersebut diatas sebetulnya semua bahan organic baik dari unsur tumbuhan maupun binatang bisa dijadikan bahan MOL dan bisa diaplikasikan untuk pupuk cair. Sehingga dalam prakteknya saya menggunakan bahan yang paling mudah saya dapatkan misalnya kepala udang, jeroan ikan, air kelapa, terasi dll.
Dulu ketika awal2 bertanam saya membuat MOL yang paling sederhana yaitu dengan tape. Caranya tape dihancurkan kemudian dicampur gula 5 sendok makan dan air. Simpan campuran dalam botol bekas kemasan air mineral (1.5 ltr). Kocok larutan kemudian difermentasi selama 2 minggu. Setiap 2 hari tutup botol dibuka untuk mengeluarkan gas yang timbul dari proses fermentasi. Kemudian kocok lagi. Setelah 2 minggu MOL siap digunakan.
Setelah itu saya membuat MOL dengan bahan campur baur, antara lain buah manga busuk, terasi, air kelapa 3 ltr, kepala udang,air  gula merah dan EM4 . Caranya semua bahan dicampur dan dimasukkan ke dalam jerigen bekas minyak goreng. Kemudian ditutup rapat dan dikocok supaya bahan tercampur merata. Setiap 2 hari tutup saya buka agar gas hasil fermentasi keluar, kemudian ditutup dan dikocok lagi. Demikian sampai 2 minggu. Setelah 2 minggu larutan saya gunakan untuk menyirm tanaman dengan dosis 1 : 20.
Dan 3 minggu yang lalu ketika larutan MOL saya hampir habis, saya membuat MOL lagi dengan bahan yang hampir sama.
Dan hasil dari pengaplikasian MOL tersebut terhadap tanaman, anda bisa lihat pada gambar2 tanaman sayuran yang selalu saya posting. 




Selada merah, Cabai rawit dan Pak Coy yang dipupuk dengan MOL


Minggu, 09 Desember 2012

Berkebun sayuran di pekarangan (7) : Kecipir

Sebenarnya saya tidak suka menanam tanaman merambat karena terkesan semrawut dan jorok, makanya tanaman markisa saya sudah saya babat beberapa hari yang lalu. Beberapa waktu yang lalu saya sempat menanam buncis, tapi setelah lihat sulur - sulurnya kurang rapi saya jadi males untuk menanamnya lagi. Tetapi untuk tanaman yang satu ini saya akhirnya tetap tanam juga karena saya sangat suka sama sayuran yang satu ini. Selain itu tanaman kecipir juga berumur panjang selama kebutuhan nutrisi selalu terpenuhi. Untuk menghindari kesan semrawut, saya mencoba bikinkan para – para dari pipa paralon.
Cara penanamannya juga cukup simple. Setelah media tanam dimasukkan dalam pot dari ember bekas cat, biji kecipir langsung saya tanam . Setelah tumbuh dibuatkan ajir untuk mengarahkan tanaman ke para – para. Nah sekarang tanaman kecipir sudah mulai tumbuh besar. Mudah – mudahan tidak lama lagi sudah belajar berbuah sehingga penantianku tidak terlalu lama.
Tanaman kecipir